1. Pemanfaatan sumber daya pedesaan
Kasus: Sebuah desa di Cina utara telah mendirikan proyek pelleting campuran "jerami". Ini membeli batang jagung dari petani terdekat dan serbuk gergaji dari pabrik pengolahan kayu. Setelah menghancurkan dan mengering, ia menggunakan aPmesin elletUntuk menghasilkan pelet bahan bakar, yang dipasok ke penduduk desa untuk pemanasan di musim dingin. Proyek ini memproses 12.000 ton limbah setiap tahun, mengurangi konsumsi batubara sebesar 8.400 ton, menurunkan biaya pemanasan penduduk desa sebesar 30%, dan menghasilkan pendapatan tahunan 1,2 juta yuan untuk kolektif desa.
2. Transformasi Bahan Bakar untuk Boiler Industri
Pabrik kertas tertentu telah menghapus boiler berbahan bakar batubara dan beralih ke bahan bakar pelet kayu, dilengkapi dengan dua mesin pelet 5 ton per jam, memanfaatkan limbah kayu sepenuhnya di area pabrik untuk swasembada. Setelah transformasi, emisi sulfur dioksida akan berkurang 150 ton per tahun, emisi nitrogen oksida akan dipotong sebesar 40%, dan biaya bahan bakar akan dihemat sekitar 2 juta yuan per tahun (harga bahan bakar pelet lebih rendah daripada batubara).
3. Bentuk Baru Perdagangan Energi Internasional
Karena permintaan akan transisi energi, Eropa mengimpor sejumlah besar pelet kayu dari Amerika Utara dan Asia Tenggara untuk pembangkit listrik. Misalnya, Amerika Serikat bagian selatan kaya akan sumber daya hutan. Melalui mesin pelet, residu pemrosesan pinus dan FIR dibuat menjadi pelet dan diekspor ke negara -negara seperti Inggris dan Jerman. Pada tahun 2024, volume ekspor diperkirakan akan mencapai 18 juta ton, membentuk "rantai perdagangan energi hijau".
Dari limbah hutan hingga kehangatan di tungku, dan dari limbah industri hingga energi bersih di jaringan listrik, proses transformasi bio-pelet menegaskan kemungkinan "inovasi membuat sumber daya berkelanjutan"